Kamis, 02 Juni 2016

Antara maaf dan penyesalan

Wahai kisah lama yang pernah singgah dihidupku.

Aku pernah ada di satu titik, dimana aku rela melepaskan semua yang aku punya. Aku bahkan rela menanggung air matamu, yang tidak sepantasnya jatuh untuk aku

Meski aku tahu kamu telah bahagia sekarang. Begitupun dengan aku. Sungguh, aku turut bahagia atas semua kebahagiaanmu saat ini. Karena akulah, penyebab semua penderitaanmu dulu. Kamu begitu terikat dengan aku.

Ah. Bukan. Aku yang memaksa ikatan itu. Aku yang memaksakan kamu terikat dengan aku. Padahal aku tahu, kamu sudah bertahan setengah mati demi menjaga apa yang telah kita jalin. Lagi-lagi aku merasa seperti monster yang berada pada puncak keserakahannya. Aku serakah terhadapmu. Aku mengambil semua waktumu. Sia-sia.

Yang ingin aku katakan, setelah bertahun-tahun lamanya, setelah kita bahagia saat ini dengan pilihan kita masing-masing, adalah....

Maaf. Aku minta maaf atas semua sikapku yang membuatmu muak. Aku ingat bagaimana saat itu, aku mengucapkan kata "Aku ingin ini berakhir". Aku membuat seorang pria sebaik dirimu menangisi wanita sepertiku yang tak pantas kau tangisi. Semua telah berubah. Aku tidak tahu kenapa kita berubah menjadi orang yang tidak mencintai satu sama lain. Kita berubah, dari sepasang kekasih menjadi sepasang manusia yang terikat dalam ikatan yang tidak tulus. Tidak seperti saat awal kita memulai kisah indah itu.

Walau bagaimanapun, aku yang sekarang ada karena kita yang dulu. Kamu bagian dari hidupku, meski itu di masa lalu.

Aku tidak menyesal menyia-nyiakan pria sepertimu, karena dari awal aku memang tak pantas untukmu.

Aku merasa, perpisahan yang dulu itu adalah tindakan yang benar.
Setelah aku melepasmu, hanya satu doa di dalam hatiku. Bahwa kamu akan bahagia setelah ini. Karena kamu tidak bisa bahagia denganku.

Aku tahu sampai detik ini kamu masih membenciku. Aku tahu persis bagaimana kamu membenci wanita jahat ini. Tapi percayalah, aku sedih ketika saat itu aku memilih untuk menghancurkan kenangan kita. Juga, menghancurkan bangunan mimpi-mimpi yang telah kita bangun.

Maafkan semua kesalahanku. Dan berbahagialah. Karena disini, aku juga berbahagia, wahai kisah lama yang pernah singgah di hidupku.

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.