Selasa, 18 Oktober 2016

Pemuda dan Gerakan : Berawal dari Mimpi


Dulu, sebelum menjadi Indonesia seperti saat ini, kita adalah Hindia Belanda yang ingin merdeka dari para penjajah. Musuh kita sudah jelas : para penjajah. Mereka yang memiliki jiwa sebagai pemuda berdiri di garda terdepan. Semua ini bukanlah perkara angkat senjata dan angkat suara lantang belaka hanya untuk meneriakkan kemerdekaan. Lebih dari tu, negara ini hadir karena adanya asa dari para pemuda.
Pemuda di zaman modern ini memiliki PR penting, yakni membangun konsistensi untuk menghadirkan semangat yang sama, sebagaimana pemuda-pemuda dahulu berhasil merealisasikan semangat yang mereka miliki. Tentu saja kita tidak bisa memaksakan tantangan yang dihadapi pemuda dahulu dengan tantangan yang dihadapi oleh pemuda sekarang. Jika musuh pemuda dulu adalah para penjajah, maka saya sepakat bahwa musuh kita saat ini adalah kebodohan dan ketidaktahuan.
Menurut Narasumber Sekolah Tjokro pada Sabtu lalu (15/10/2016), Mas Muhammad Reza S. Zaki, menyebutkan bahwa generasi kami adalah generasi Z yang identik dengan digitalisasi, modernisasi, dan developmentalisme. Ketika Mas Reza menyebutkannya, saya teringat masa kecil saya. Waktu itu saya belum mengenal gadget. Internet baru ada saat saya kelas 4 SD, itupun terbilang cepat dibandingkan teman-teman saya yang waktu itu belum memasang internet sama sekali dirumahnya. Dunia berputar begitu cepat, begitupun proses yang ada di dalamnya. Bagi generasi saya, sumber informasi adalah barang yang mudah didapatkan berkat modernisasi dan globalisasi.
Berkaca kepada semua kecanggihan dan kemudahan yang generasa saya dapatkan, saya merasa malu pada diri saya sendiri. Justru dengan kemudahan ini, ada banyak hal yang seharusnya bisa saya lakukan atau sudah saya tuntaskan. Social Movement seperti kitabisa.com misalnya, adanya social movement seperti ini membuktikan bahwa era digitalisasi bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepetingan umat.
Rumah imperium adalah manifestasi mimpi sederhana dari pendirinya, Mas Reza, yang ingin menebarkan benih kecerdasan dan kebermanfaatan di kampung halamannya, Sumedang. Mas Reza menuturkan bahwa ia mendapatkan banyak bantuan berkat kitabisa.com, juga bantuan dari banyak pihak termasuk pemerintah. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita memang berani memulainya dari mimpi sederhana.


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.