Dulu, sebelum menjadi Indonesia seperti
saat ini, kita adalah Hindia Belanda yang ingin merdeka dari para penjajah. Musuh
kita sudah jelas : para penjajah. Mereka yang memiliki jiwa sebagai pemuda
berdiri di garda terdepan. Semua ini bukanlah perkara angkat senjata dan angkat
suara lantang belaka hanya untuk meneriakkan kemerdekaan. Lebih dari tu, negara
ini hadir karena adanya asa dari para pemuda.
Pemuda di zaman modern ini memiliki PR
penting, yakni membangun konsistensi untuk menghadirkan semangat yang sama,
sebagaimana pemuda-pemuda dahulu berhasil merealisasikan semangat yang mereka
miliki. Tentu saja kita tidak bisa memaksakan tantangan yang dihadapi pemuda
dahulu dengan tantangan yang dihadapi oleh pemuda sekarang. Jika musuh pemuda
dulu adalah para penjajah, maka saya sepakat bahwa musuh kita saat ini adalah
kebodohan dan ketidaktahuan.
Menurut Narasumber Sekolah Tjokro pada
Sabtu lalu (15/10/2016), Mas Muhammad Reza S. Zaki, menyebutkan bahwa generasi
kami adalah generasi Z yang identik dengan digitalisasi, modernisasi, dan
developmentalisme. Ketika Mas Reza menyebutkannya, saya teringat masa kecil
saya. Waktu itu saya belum mengenal gadget. Internet baru ada saat saya kelas 4
SD, itupun terbilang cepat dibandingkan teman-teman saya yang waktu itu belum
memasang internet sama sekali dirumahnya. Dunia berputar begitu cepat,
begitupun proses yang ada di dalamnya. Bagi generasi saya, sumber informasi
adalah barang yang mudah didapatkan berkat modernisasi dan globalisasi.
Berkaca kepada semua kecanggihan dan
kemudahan yang generasa saya dapatkan, saya merasa malu pada diri saya sendiri.
Justru dengan kemudahan ini, ada banyak hal yang seharusnya bisa saya lakukan
atau sudah saya tuntaskan. Social Movement seperti kitabisa.com misalnya,
adanya social movement seperti ini membuktikan bahwa era digitalisasi bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepetingan umat.
Rumah imperium adalah manifestasi mimpi
sederhana dari pendirinya, Mas Reza, yang ingin menebarkan benih kecerdasan dan
kebermanfaatan di kampung halamannya, Sumedang. Mas Reza menuturkan bahwa ia
mendapatkan banyak bantuan berkat kitabisa.com, juga bantuan dari banyak pihak
termasuk pemerintah. Tidak ada yang tidak mungkin jika kita memang berani
memulainya dari mimpi sederhana.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.