Kamis, 12 Januari 2017

3 am thought

Bisa jadi, aku tidak sebaik yang kau pikir. Entahlah

Aku merasa sangat tidak ada apa – apanya dibandingkan sederet wanita yang mungkin pernah kau lirik sekali-dua kali dan pernah terlintas dibenakmu untuk menjadikan mereka sebagai bagian dari dirimu.

Sedangkan aku? Aku tidak lebih dari ‘kecelakaan’ yang mungkin saja tidak kau harapkan. Kau terlihat seperti membayar semua kebersamaan yang terlanjur ada padahal jelas aku melihat dimatamu ada banyak keraguan untuk memilihku sebagai bagian dari dirimu.

Aku sedih setiap kali aku memikirkan betapa aku tidak dibutuhkan oleh orang – orang. Termasuk dirimu, mungkin.

Pikiran yang tidak – tidak ini akan selalu muncul. Kau terlihat bersusah payah untuk menumbuhkan rasa sayang yang jelas – jelas masih kita pertanyakan keberadaannya sampai detik ini. Semua makin diperparah dengan keraguanku yang muncul dan hilang seenaknya. Jika dinalar, kita sangat mudah hancur bukan?

Tapi ada satu hal yang membuatku selalu yakin padamu, diantara banyak keraguan yang kita takuti bersama : Kita bahagia. Dan kita sama – sama berusaha.

Sadar tidak? Atau hanya aku sendiri yang menyadarinya? 
Benar kata orang – orang, bahagia itu sederhana

Hanya dengan melakukan hal bodoh bersamamu, aku bahagia.

Hanya dengan mendengar kamu berbicara hal – hal aneh diluar nalar, aku bahagia.

Hanya dengan berkelahi denganmu, sampai akhirnya kita memilih untuk saling memaafkan dan memahami satu sama lain, aku bahagia.

Kamu tidak tahu dan mungkin tidak akan pernah tahu, betapa aku memikirkan satu hal ini : jangan – jangan hanya aku yang menikmati kebahagiaan ini sendirian sedangkan kamu tidak? Entahlah. Bisa saja kamu berpura – pura tertawa di depanku. Agak aneh memang. Tapi kamu sendiri ragu bukan terhadap perasaanmu? Di titik ini, aku merasa berjuang sendiri. Tidak ada satupun ucap kalimatmu yang membuatku yakin bahwa kamu juga berusaha, sekeras aku berusaha saat ini. Aku bahkan tidak tahu apakah kamu bahagia atau tidak denganku.


Ah. Sudahlah. Jika apa yang aku tulis sejauh ini, tidak lebih dari pikiran negeatif, setidaknya aku sudah membuangnya dan mencurahkan semuanya lewat tulisan.

Setelah ini, aku harap aku menjadi pribadi yang lebih tenang. Berhenti memikirkan hal – hal yang membuatku semakin takut.


Ingat, Ki. Ketakutan hanya membunuh semua keyakinan yang kamu coba bangun. Berbahagialah. 

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.