Lama tidak bersua, Mama.
Seperti biasa. Aku masih tidak tahu tujuan hidupku, Ma.
Menurut Mama bagaimana? Selama ini........entahlah. Untuk
terbangun di pagi hari esok dan memikirkan apa yang ingin aku lakukan pada hari
itu.
Itu mungkin tujuan hidup dalam tempo yang singkat.
Dan akan terus aku lakukan sampai aku mati. Setidaknya aku
harus mati dalam keadaan bahagia juga.
Ah. Kenapa aku jadi memikirkan hal – hal aneh pada malam
yang larut pukul 3 subuh ini.
Ma, seperti biasa. Aku tumbuh menjadi orang yang sangat
berbeda dari yang Mama kenal dulu. Entah Mama akan kecewa atau bangga melihatku
sekarang.
Tapi satu hal yang pasti dan tidak akan berubah dari aku....
Aku tetaplah anak sok berani yang Mama lihat 6 tahun lalu.
Aku tetaplah perempuan yang tidak tahu harus berbuat apa
selain menjadi baik kepada orang lain. Itupun aku masih tidak tahu apakah aku
sudah pantas dikatakan sebagai manusia yang baik dimata orang –orang. Aku rasa
belum.
Ah. Dan aku tetaplah perempuan yang masih bingung dalam
memutuskan banyak hal. Aku takut memikirkan resiko –resiko dari setiap
keputusan yang aku ambil. Aku rasa Mama sangat tahu sifatku yang satu ini.
Aku juga masih anak perempuan Mama, yang suka melihat
beruang kutub, mawar biru, pesawat malam dan gaun pengantin. Hahaha ;)
Apalagi yah, Ma, yang masih tetap ada pada diriku? Yang
membuat aku adalah aku?
Mungkin hanya itu yang bisa aku ingat.
Disatu sisi aku sudah berubah banyak, Ma. Mama boleh setuju
atau tidak dengan apa yang akan aku katakan. Banyak sekali hal yang terjadi padaku
selama Mama pergi.
Aku mulai mengerti, bahwa tidak seharusnya aku membiarkan kebiasaanku
untuk menyimpan semua ceritaku sendiri. Mama benar. Aku punya teman, aku punya
banyak orang disekitarku. Aku mulai sedikit terbuka dengan orang – orang yang
dekat denganku sekarang. Mama tau sendiri, aku orang yang sangat tertutup atas
apa yang sedang aku rasakan. Aku punya banyak teman hanya untuk diajak makan
bareng, bermain, jalan – jalan, berfoto, camping dipantai, snorkling, dan
lain – lain, tapi tidak untuk dijadikan teman berkeluh kesah. Padahal mereka selalu menceritakan apa yang mereka rasakan kepadaku, namun
sebaliknya, aku tidak menunjukkan sikap yang sama.
Bagiku, menceritakan apa yang kita rasakan kepada orang
lain, itu tidak ada gunanya, Ma. Tidak akan ada orang yang mengerti apa yang kita rasakan selain diri kita sendiri.
Bercerita kepada orang lain itu tidak ada gunanya. Begitu pikirku.
Tapi itu dulu, Ma.
Entahlah. Aku jadi sedikit lebih manja sekarang. Aku percaya bahwa orang lain diluar diri kita, tidak sejahat itu. Mereka memang
tidak tahu rasanya menjadi diri kita, yang tertimpa segudang masalah. Tapi aku
rasa, dengan mereka yang mau mendengarkan keluh kesah kita, menyediakan
pundaknya sebagai tempat kita bersandar, memeluk kita disaat kita sedang
menangis, adalah bentuk bahwa mereka sedang berusaha menjadi diri kita.
Aku tidak bisa menjanjikan banyak hal untuk membalas
kebaikan mereka. Tapi jauh dilubuk hatiku, aku sangat bersyukur atas kehadiran
orang – orang seperti ini dihidupku, Ma.
Sekarang aku sudah tidak terlalu tertutup dibandingkan aku yang
sebelumnya. Lama – lama aku terbiasa dengan semua ini. Aku terlambat ya, Ma?
Setelah dipikir – pikir, aku terlalu tertutup dengan Mama dulu. Aku tidak
pernah mempercayakan Mama sebagai tempatku bercerita. Aku takut untuk membuka
diri. Bagiku, apa yang aku rasakan cukup jadi urusanku seorang. Sampai Mama
sakit dan pergi untuk menemani Tuhan, aku baru menyadari, betapa berharganya
orang – orang disekitarku. Betapa salahnya aku yang tidak bisa menempatkan
mereka sebagai orang yang mau mendengar keluh kesahku.
Aku sampai takut menyakiti mereka, meski aku sering
melakukannya secara sadar atau tidak sampai detik ini. Aku takut mereka pergi.
Aku takut kehilangan lagi.
Mama. Aku rasa Mama tahu bahwa aku bukan wanita yang baik.
Aku masih jauh dari kata pantas untuk itu. Tapi Mama tahu kan, betapa sayangnya
aku dengan apa yang aku punya saat ini? Aku benar – benar tidak paham bagaimana
cara membahagiakan orang lain, termasuk membahagiakan Mama dulu. Kata Mama,
Mama senang kalau aku menjadi dokter untuk menyelamatkan orang – orang yang
sakit. Sekarang aku tidak mempelajariapa – apa tentang ilmu kedokteran. Aku
malah memilih ilmu politik. Meski aku tidak menjadi dokter seperti yang Mama
mau, aku tetap mengusahakan satu hal : aku tidak akan jatuh sakit.
Yah...meski saat ini aku masih sakit – sakitan. Flu, batuk,
pusing, maag, sinus masuk angin, dan lain – lain. Hehe.
Yang aku maksud dengan ‘tidak
akan jatuh sakit’ adalah.....
Aku akan hidup bahagia agar tidak jatuh sakit. Aku akan
menikah dengan laki – laki yang tahu cara membuatku tertawa dan tersenyum
setiap hari. Aku kelak akan memiliki anak – anak yang lucu dan menghiburku
setiap saat. Aku akan menjadi ibu yang pusing mengurus anakku yang tumbuh
menjadi remaja, mulai mengenal dunia cinta – cintaan, mulai di ajak nakal
dengan teman – teman sekitarnya, tapi aku bahagia dengan menjalani tugasku untuk
membiarkannya menikmati masa mudanya tanpa lupa caranya menjadi orang baik.
Anakku harus lebih baik dari aku, Ma.
Mama...
Semua pikiran yang menggangguku ini selalu ingin kucurahkan
kepadamu. Aku sayang Mama.
Ah iya, 17 desember kemarin Mama ulang tahun. Selamat ulang
tahun, Ma. Seperti biasa, aku sering terlambat mengucapkan ulang tahun ke Mama.
Hahaha. Aku masih anak Mama yang buruk dalam mengingat tanggal penting. Mama
masih ingat kan waktu SD dulu, aku bahkan lupa tanggal ulang tahunku sendiri? Dan
aku dengan polosnya bertanya ke Mama kapan tanggal lahirku. Yang aku ingat hanyalah
bulan kelahiranku April. Hahaha
Mama harus bahagia di hari ulang tahun Mama.
Karena di hari yang sama, aku juga bahagia, Ma.
Aku tidak tahu apakah kebahagiaan yang aku putuskan itu,
akan mengantarkanku kepada jurang yang aku takuti, atau mengantarkanku kepada
secarik senyuman yang selama ini aku nantikan.
Tapi, Ma....setelah aku pikir – pikir, setidaknya aku harus
berusaha untuk mencapai bahagia yang aku impi-impikan itu. Setelah sebelumnya
aku hanya diselimuti oleh kesedihan dan keraguan, aku memutuskan untuk bahagia
di hari ulang tahun Mama.
Mama juga harus memutuskan untuk bahagia di ulang tahun
Mama, yah.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.