Takdir pernah sekali menamparku.
Begitu kerasnya.
Aku ingat bagaimana ia menamparku.
Sakit.
Tidak bisa aku melupakan, betapa bodohnya aku kala itu
menyia-nyiakan waktu
berpura-pura tidak tahu terhadap keadaan yang terjadi
Padahal aku tahu persis
Bagaimana penderitaannya
menahan sakit itu sendiri
berjuang dan menyembunyikannya
Manusia macam apa aku.
Aku tahu betapa jahatnya aku
Dan aku tidak akan berhenti menyalahkan diriku sendiri
Begitu kerasnya.
Aku ingat bagaimana ia menamparku.
Sakit.
Tidak bisa aku melupakan, betapa bodohnya aku kala itu
menyia-nyiakan waktu
berpura-pura tidak tahu terhadap keadaan yang terjadi
Padahal aku tahu persis
Bagaimana penderitaannya
menahan sakit itu sendiri
berjuang dan menyembunyikannya
Manusia macam apa aku.
Aku tahu betapa jahatnya aku
Dan aku tidak akan berhenti menyalahkan diriku sendiri
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.